Pengalaman Pertama Makan Bayi – berbeda dengan tulisan-tulisan saya sebelumnya, kali ini saya akan menulis pengalaman pertama saya memakan daging bayi. Jujur sebenarnya saya tidak pernah menginginkan hal ini terjadi pada saya, namun karena ajakan teman dan bisikan setan (*teman saya yang jadi setannya), terpaksa saya harus mengikutinya.
Kenapa saya mau diajak setan?
Karena saya tidak mau membuatnya kecewa, dan saya juga berharap anda tidak mengikuti langkah saya ini.
Kenapa saya mau diajak setan?
Karena saya tidak mau membuatnya kecewa, dan saya juga berharap anda tidak mengikuti langkah saya ini.
Ini hanyalah kisah nyata yang saya tulis pada sebuah blog, dengan maksud memberikan gambaran bagaimana kehidupan saya yang sebenarnya, dan tidak layak ditiru oleh siapapun.!!! Hal-hal diluar kendali yang mengakibatkan anda meniru dan menyebar luaskan tulisan ini, menjadi tanggung jawab anda sendiri sepenuhnya. Saya tidak ingin berurusan dengan hukum lagi.!!! Sumpah capek banget
Daging apakah ini? |
Ok, berikut kisahnya. Hal ini terjadi pada bulan puasa dan saya ingat betul kejadian ini bertepatan dengan hari kamis wage atau malam jum’at kliwon yang dalam pengertian orang jawa malam jum’at kliwon adalah malam yang sangat pendek untuk melakukan aktifitas dimalam hari.
Jarum jam telah menunjukkan pukul 17.30 sebentar lagi bedug ditabuh untuk menandakan bahwa waktu berbuka telah tiba, setelah berdoa bersama, kami mengambil sepiring nasi putih. Tidak seperti biasanya, warna nasi putih ini cenderung lebih pucat, namun saya mencoba mengalihkan pikiran nyeleneh saya dengan mengambil sayur sop.
Dan disinilah keanehan terjadi, dengan sigap teman saya langsung mengambilkan lauk yang sepintas mirip kaki bayi, dengan mengesampingkan pikiran negatif, saya memakan lauk tersebut, dan ternyata baru kali ini saya merasakan daging yang sangat enak, tidak seperti kaki ayam, kambing atau pun sapi. Merasa ketagihan saya mengambil lagi, tidak mengambil satu namun dua sekaligus.
Setelah selesai open together (buka bersama), saya memberanikan diri bertanya kepada temen saya selakutuan rumah yang memasak makan itu.
Jarum jam telah menunjukkan pukul 17.30 sebentar lagi bedug ditabuh untuk menandakan bahwa waktu berbuka telah tiba, setelah berdoa bersama, kami mengambil sepiring nasi putih. Tidak seperti biasanya, warna nasi putih ini cenderung lebih pucat, namun saya mencoba mengalihkan pikiran nyeleneh saya dengan mengambil sayur sop.
Dan disinilah keanehan terjadi, dengan sigap teman saya langsung mengambilkan lauk yang sepintas mirip kaki bayi, dengan mengesampingkan pikiran negatif, saya memakan lauk tersebut, dan ternyata baru kali ini saya merasakan daging yang sangat enak, tidak seperti kaki ayam, kambing atau pun sapi. Merasa ketagihan saya mengambil lagi, tidak mengambil satu namun dua sekaligus.
Setelah selesai open together (buka bersama), saya memberanikan diri bertanya kepada temen saya selakutuan rumah yang memasak makan itu.
”jes, itu tadi apa namanya?” @ricoademandana
”emang kenapa? Aneh kah rasanya?” temennya@ricoademandana
”iya aneh” @ricoademandana
”hahaha itu mah bahan bakunya sum-sum kaki sapi muda dicampur dengan daging ayam dan ikan bandeng anakan, yang masih bayi gitu” temennya@ricoademandana
Deg, seakan dunia tersa berhenti berputar, hatiku trenyuh ternyata dengan kejamnya temenku membunuh bayi ikan bandeng yang tidak berdosa tersebut dan dengan biadabnya saya memakannya dengan lahap.
Hheeeemmmmm....semoga ini menjadi pelajaran penting, bahwa bayi bandeng jika diolah dengan benar dan dicetak berbentuk kaki bayi dapat menjadikan cita rasa terbaru yang tidak kalah dengan masakan master chef.
Ok cukup sekian ya ceritanya, capek ngetiknya, enak situ tinggal baca doang.
Keep Spirit n’ Enjoy Blogging
Hheeeemmmmm....semoga ini menjadi pelajaran penting, bahwa bayi bandeng jika diolah dengan benar dan dicetak berbentuk kaki bayi dapat menjadikan cita rasa terbaru yang tidak kalah dengan masakan master chef.
Ok cukup sekian ya ceritanya, capek ngetiknya, enak situ tinggal baca doang.
Keep Spirit n’ Enjoy Blogging
0 comments:
Posting Komentar